Minggu, 21 Februari 2010

Sistem Among dan Sistem Pendidikan NasionalOleh : Ki Sugeng Subagya Ki Hadjar Dewantara, peletak dasar-dasar sistem pendidikan nasional, mendirikan perguruan Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Perguruan Tamansiswa adalah perguruan nasional yang dibangun dalam kerangka mewujudkan sebuah sistem pendidikan nasional.Sistem pendidikan nasional itulah yang disebut sebagai Sistem Among. Bagaimana implementasi Sistem Among dalam sistem pendidikan nasional kita dewasa ini ? Itulah salah satu masalah mendasar pendidikan nasional kita dewasa ini.Konsepsi Sistem AmongSistem Among adalah sistem yang menjadi dasar dan identitas pendidikan di Tamansiswa. Kehadirannya dimaksudkan sebagai perlawanan atas sistem pendidikan Barat yang dibawa oleh pemerintah kolonial...

GIGIH MENGAKTUALISASI KONSEPSI KI HADJAR DEWANTARA :Ki Sarmidi MangoensarkoroOleh : Ki SUGENG SUBAGYAGagasan Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa mengusulkan Gelar Pahlawan Nasional bagi Ki Sarmidi Mangoensarkoro mendapat dukungan banyak pihak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan rekomendasi atas usulan tersebut. Tentu usulan ini tidak dalam rangka memujadewakan seorang Sarmidi, tetapi lebih dari itu sebagai penghargaan atas pengabdian yang sepi pamrih rame ing gawe untuk tepa palupi bagi generasi penerusnya.Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada seseorang warga negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa...

Konsepsi Kebudayaan Ki Hadjar DewantaraOleh : Ki Sugeng SubagyaKETIKA kekerasan menjadi pemandangan sehari-hari. Perebutan kekuasaan dengan saling sindir, hujat menghujat, dan bahkan memfitnah menjadi kebiasaan. Praktik pelanggaran hukum, menyalahgunakan wewenang, menilep harta yang bukan haknya, dan berselingkuh hampir tidak ada perasaan sungkan. Inilah potret masyarakat yang tidak beradab.Ki Hadjar Dewantara dengan Tamansiswa-nya menawarkan konsepsi-konsepsi kebudayaan menuju peradaban. Saatnya kita membuka kembali file-file konsepsi kebudayaan itu untuk direnungkan dan kemudian dipergunakan merekonstruksi kehidupan bermasyarakat dan berkebangsaan kita. Tamansiswa sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan...

KI HADJAR DEWANTARA :Menebar Benih Jiwa MerdekaOleh : Ki Sugeng Subagya Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa merdeka. Itulah tujuan yang ingin dicapai oleh Perkumpulan Selasa Kliwonan. Jiwa merdeka adalah prasyarat untuk tercapainya kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, dan kini telah 64 tahun, masihkah diperlukan upaya menumbuhkan dan mengembangkan jiwa merdeka itu ?Perkumpulan Selasa KliwonanBerdiri pada tahun 1921. Bukan merupakan lembaga atau organisasi formal. Perkumpulan ini tidak lebih sebatas forum diskusi kaum cendekiawan dan budayawan pada masa itu. Mereka sangat peduli terhadap nasib bangsa dan rakyat Indonesia. Kepeduliannya jauh sampai kepada rasa keprihatinan. Hidup dalam kekuasaan penjajahan lebih dari 3 abad, rakyat...

KI HADJAR DEWANTARA :Mendirikan dan MemimpinPerguruan Nasional TamansiswaOleh : Ki Sugeng Subagya Cita-cita diraih dengan daya upaya. Adakalanya daya upaya harus ditempuh dengan menggunakan sarana. Belajar giat penuh semangat adalah daya upaya untuk mencapai cita-cita sukses di masa depan. Untuk dapat belajar giat diperlukan sarana belajar, misalnya buku, suasana yang kondusif, bimbingan, dan sebagainya.Merdeka, yang dicita-citakan bangsa Indonesia memerlukan daya upaya untuk mewujudkannya. Untuk itu harus disediakan banyak sarana untuk melakukan daya upaya mencapai Indoensia merdeka. Ki Hadjar Dewantara, memilih pendidikan sebagai sarana daya upaya mencapai Indoensia merdeka. Oleh karena itu didirikanlah Perguruan Nasional Tamansiswa pada...

KI HADJAR DEWANTARA :Pengasingan dan Penjara Wahana PerjuanganOleh : Ki Sugeng SubagyaUmumnya, penjara adalah tempat untuk membuat jera. Demikian halnya “pengasingan” ditujukan agar yang bersangkutan tidak dapat berhubungan dengan komunitasnya, sehingga apa yang menjadi tujuannya tidak dapat dicapai. Sebagai seorang patriot sejati, asumsi penjara seperti di atas, bagi Ki Hadjar Dewantara tiada berlaku. Dari balik penjara dan dari pengasingan, Ki Hadjar Dewantara tetap berjuang.Hukuman pengasingan Soewardi dipergunakan hari-harinya untuk tetap mengobarkan perjuangan. Meskipun sesungguhnya, hukuman Soewardi dalam pembuangan berakhir tahun 1917. tetapi karena Perang Dunia I berkecamuk, maka baru tahun 1919, tepatnya 6 September Soewardi tiba di...

KI HADJAR DEWANTARA :Kegagalan Adalah Sukses TertundaOleh : Ki Sugeng Subagya TANGGAL 26 April 1959 Ki Hadjar Dewantara wafat. Wafatnya meninggalkan duka mendalam. Tetapi, disamping itu beliau juga meninggalkan warisan monumental dan tepa palupi atas pengabdian yang luar biasa kepada bangsanya. Atas pengabdian yang tulus sepenuh hidupnya bagi kemerdekaan, kebesaran dan kesejahteraan bangsa Indonesia-lah, Ki Hadjar Dewantara kemudian dikenang.Soewardi, demikian nama kecil Ki Hadjar Dewantara, sejak kanak-kanak dalam lingkungan ndalem Suryaningratan, pergaulannya tidak terbatas tembok istana Pakualaman. Anak-anak rakyat jelata temannya, diajak masuk ke Pura Pakualaman. Misalnya untuk melihat pergelaran wayang kulit dan pertunjukkan kesenian lainnya....

KI HADJAR DEWANTARA :Memimpin itu MengabdiOleh : Ki Sugeng SubagyaBertepatan dengan tanggal 9 April 2009, bangsa Indonesia akan terlibat dalam pesta demokrasi. Ialah pemilihan umum calon anggota legislatif. Jauh sebelum saatnya tiba, hiruk pikuk menyongsong pesta demokrasi itu telah mewarnai kehidupan masyarakat dengan apa yang disebut sebagai kampanye. Para calon dengan tim suksesnya gencar “menawarkan diri” agar kelak dipilih. Bagai orang jualan kecap, maka semua calon mengatakan dialah yang nomor satu. Dialah yang terbaik. Dialah yang paling pantas. Dialah yang terhebat.Jika semua itu dikembalikan kepada substansinya, tiadalah berguna sesungguhnya orang menganggap dirinya yang terbaik. Menilai diri sendiri sebagai yang terbaik dapat dipastikan...

KI HADJAR DEWANTARA :Bangsawan yang MerakyatKi Sugeng SubagyaHidup ini adalah pilihan. Demikianlah para bijak mengatakan. Ada kalanya pilihan hidup itu sulit. Terlebih jika pertimbangannya untuk menghidari resiko, maka pilihan akan menjadi amat sangat sulit sekali. Pilihan hidup yang sangat sulit, dapat digambarkan bagai makan buah simalakama. Jika dimakan bapak mati, jika tidak dimakan ibu yang mati.Bagaimanakah menyikapi pilihan hidup yang demikian itu ? Pasti, sebagai makhluk yang pinurba winisesa Illahi, apapun resikonya harus memilih. Oleh karena itu setiap pilihan hidup sesungguhnya adalah tanggungjawab. Komitmen atas konsekuensi dengan didasari konsistensi pilihan hidup itulah tanggungjawab. Ki Hadjar Dewantara sejak muda belia sudah...

KI HADJAR DEWANTARA :Sedikit Mengecewakan Ketika Lahirnya, Kelak Membanggakan IndonesiaKi Sugeng SubagyaHampir semua orang tahu, dan duniapun mengakuinya bahwa Ki Hadjar Dewantara atau nama lahirnya Raden Mas Suwardi Surjaningrat adalah pendiri Perguruan Tamansiswa dan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Beliau dikenal dan diakui dunia oleh karena kompetensinya, keahliannya, budi baiknya, prestasinya, sumbangsihnya terhadap bangsa, negara dan masyarakat. Ada pepatah mengatakan, gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang. Jika ketika hidupnya manusia pernah, atau bahkan selalu berbuat kebaikan dengan sangat sedikit tercela, niscaya di kemudian hari kebaikan itu akan selalu dikenang, sedangkan kelemahannya akan terlupakan....

KI HADJAR DEWANTARA :Kecil Badannya, Tetapi Besar NyalinyaOleh : Ki Sugeng SubagyaDalam meniti hidup dan kehidupan, diperlukan keberanian. Keberanian adalah modal untuk dapat melakukan sesuatu hal. Misalnya berani menghadapi resiko, berani bertanggungjawab, berani hidup sederhana, berani mengalah, berani berkata jujur, dan sebagainya. Pendek kata setiap perbuatan harus didasari keberanian. Tanpa keberanian mustahil perbuatan dapat dilakukan. Dalam hal negatif sekalipun, keberanian tetap dibutuhkan. Seorang pencuri mustahil dapat melakukan aksinya tanpa ia memiliki keberanian. Dalam usia muda, seringkali keberanian itu teraktualisasi lebih menonjol. Disamping karena usia muda merupakan usia yang ditandai dengan sikap-sikap dan perbuatan heroik,...

Implementasi “Sistem Among” dalam PembelajaranKi Sugeng SubagyaDALAM kesempatan dialog interaktif di sebuah stasiun televisi swasta lokal, penulis banyak mendapat pertanyaan melalui telepon maupun SMS tentang Sistem Among. Respon demikian sangat baik. Setidaknya hal ini menunjukkan mulai ada kesadaran tentang dasar-dasar pendidikan nasional yang digali dari dalam diri bangsa Indonesia, bukan mengambil sistem pendidikan bangsa lain yang belum tentu sesuai.Sistem Among adalah sistem yang menjadi dasar dan identitas pendidikan di Tamansiswa. Kehadirannya dimaksudkan sebagai perlawanan atas sistem pendidikan Barat yang dibawa oleh pemerintah kolonial yang tidak sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan bangsa Indonesia. Pendidikan Barat didasari...

Pendidikan Budi Pekerti Terintegrasi Oleh : Ki Sugeng Subagya Kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan saat ini tetap menempatkan pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan yang terintegrasi dengan matapelajaran lain dalam pembelajaran. Mengintegrasikan suatu muatan pembelajaran ternyata bukan pekerjaan mudah bagi sebagian besar guru. Karenanya diperlukan strategi tertentu agar pembelajaran pendidikan budi pekerti efektif. Secara konsepsional, pendidikan budi pekerti merupakan usaha sadar menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa yang akan datang. Di samping itu, pendidikan budi pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan...

Page 1 of 41234Next
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons